Monday, december 2014
Pagi ini, kembali lagi aku merasa
putus asa menghadapi sebuah beban yang tidak mau keluar dari kepalaku.
Seharusnya pagi ini aku bahagia dengan semangat kerja yang ceria dan lantang,
tapi, awal pagi datang, aku sudah merasa berat dan tidak bahagia sama sekali.
Yang kujalani pagi ini adalah membangunkan dan mengerakkan pikiranku yang
seperti batu besar. Berat, keras, kering, dan diam.
Aku, secara pribadi, mengakui kalau
kesalahan terbesarku adalah ketidakpercayaan. Aku tidak percaya pada orang lain
sehingga aku tidak mau jujur apakah aku bersalah atau aku tidak bersalah.
Ketidakjujuran itulah menjadi bumerang bagi pekerjaanku. Ah, sudahlah. Aku
biarkan saja harga diriku tercabik-cabik dengan kata-kata menyakitkan.
Aku seorang introvert. Memang aneh
sifat orang introvert. Ada dua hal yang selalu berbicara dalam tubuhnya yaitu
pikiran dan hati. Pikiran selalu curhat pada hati atau sebaliknya, hati curhat
pada pikiran. Hingga masalah tidak keluar-keluar dari tubuh. Seolah-olah itu nyata.
Buat semuanya. Maafkanlah aku.
Takkan ada orang yang mengerti dengan kepribadianku. Meskipun begitu, aku tetap
menerima kepribadianku seperti ini dan tidak bermaksud mengubah menjadi
kepribadian siluman.
Komentar
Posting Komentar