Hayalan Kematianku
June 15, 2010
Akhir-akhir ini aku paling sering menghayal tentang kematian. Dalam hayalan
itu aku menggambarkan diriku sendiri terbujur kaku di atas kasur, dikelilingi
oleh sanak keluarga yang menatap tubuhku tidak bergerak lagi. Ada yang menangis
bahkan ada lagi yang berharap aku cepat mati karena mereka sudah muak dan benci
melihat tampangku. Rohku menangis disamping jasad yang sudah tak bernyawa tapi
tak ada seorangpun yang mendengar tangisanku. Aku menjerit, merintih, memanggil
tapi semua sibuk dengan dirinya sendiri.
Aku ingin mengatakan pada semuanya, aku sangat menderita. Aku sangat
tertekan. Hingga kebencian lebih banyak hadir dalam kehidupanku dibandingkan rasa
saling mengasihi. Keputusasaan dan tanpa semangat adalah makanan untukku. Tak ada
yang namanya cinta, kasih sayang, dan senyum yang merekah ( kalaupun aku
tersenyum itu hanyalah palsu ) dalam hidupku.
Aku gagal membimbing diriku sendiri kearah yang lebih baik dan bermanfaat
untuk siapa saja. Aku gagal dalam hidup dan dalam segalanya.
Bagaimana mungkin aku mampu untuk hidup lebih lama lagi dengan tubuh dan
jiwa selemah ini, mulai dari tubuhku yang penyakitan ditambah lagi caci maki,
ejekan yang kudengar hampir disetiap hari, semuanya semakin menambah melemahnya
imun dalam jiwa mudaku.
Tapi aku tetap tidak berniat untuk menyakiti orang lain dan tidak ingin
membalas kelakuan mereka terhadapku. Lebih baik aku diam saja walau harus
menanggung derita.
Dalam satu hal lain, rasa sakit yang kuderita tidak sebanding dengan
dosa-dosaku yang kian menggunung. Namun demikian, aku tidak pernah
bersunggu-sungguh ingin bertaubat.
Ini baru kematian dalam hayalanku, bagaimanakah kematian yang sesungguhnya
?
Komentar
Posting Komentar