Kita Semua Sama
June 14, 2010
masa depanku masih berada
dalam kegelapan yang nyata. Tak pernah kuinginkan untuk menerawang ke depan
atau mengharap kepastian pada sesuatu yang masih mengambang. Yang jelas, aku
tidak punya apa-apa. Merepotkan sekali, hidup harus seperti orang lain. Kenapa tidak
bisa sih manusia hidup dengan caranya sendiri tanpa harus meniru kehidupan
orang lain. Mengapa manusia paling doyan menggosipkan kepribadian orang lain
padahal kepribadian orang itu sama juga dengan orang yang digossipkan,
keterlaluan, emang manusia paling suka mencari cari celah kesalahan orang lain.
Coba, kalau manusia itu merenungkan dan memikirkan tentang dirinya sendiri,
masih bisakah dia untuk mencela orang lain?
Kelakuan yang sangat buruk
dan hina. Seakan-akan dirinya diatas segala-galanya, yang paling berkuasa dan
merasa paling tinggi derajatnya dibandingkan dengan orang lain. Ngapain sih
doyan banget campurin kehidupan orang lain kalau nyatanya kehidupan dia sendiri
tak lebih dari kutu busuk. Wajarkah yang kaya menghina orang miskin…… atau yang
pandai menghina orang bodoh ? kata “miskin dan bodoh” sangat dekat dengan
“hina”, sudah menjadi orang miskin hina malah dihina lagi, seperti kata pepatah
“sudah jatuh tertimpa tangga”.
Kenapa orang kaya atau
orang pandai tidak bersyukur saja bukannya menghina melihat orang miskin.
Orang kaya itu egois, udah
menhina yang miskin memperbudak orang lagi. Padahal dirinya sendiri malah
diperbudak oleh harta.
Memang hidup menghasilkan
sesuatu yang membinasakan yaitu harta tapi dua hal yang didapatkan pada akhirnya
yaitu pahala atau dosa.
Beginilah bila kita tidak
punya sedikitpun filsafah arti kehidupan. Dunia ini adalah tempatnya
mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya untuk generasi penerus keturunan. Padahal
yang berada didunia ini bukan satu dua orang.
Aku dan kamu terlahir
sebagai manusia. Kamu manusia dan aku manusia juga tapi aku tak pernah menjadi
manusia. Aku merasakan menjadi manusia setelah aku mati. di saat itulah baru
kita menyadari kehidupan ini, Di situlah baru jelas seperti apakah manusia itu.
Kita tidak akan pernah lagi menjadi manusia di alam ini tapi dialam lain.
Komentar
Posting Komentar