Kisah Asa Dengan Laut
Kamis, 01 Nopember
Setiap saat, hanya ombak yang menemani
hariku. Suara yang menderu tajam menghempas ke daratan seakan kemarahannya yang
sangat memuncak. Suasana sepi yang aku hidupkan untuk membuncah keheningan jiwa
yang miskin. Semakin besar ombak memecah keheningganku, semakin kuat bagiku untuk
bertahan hidup dalam dera.
Sungguh. Disaat hati galau dan gelisah
menjadi selimut tidurku. aku selalu menyapa laut dan menghempaskan kemarahanku
padanya namun ombak mengembalikan kemarahanku ke daratan.
Sepoi nyiur melambai ke laut lepas.
pandangannya jauh ke depan dan tak peduli akar yang telah muncul kepermukaan
tanah karena selalu disapu riak. Tak seperti aku yang hanya bisa berada ditepi
laut dan tak sanggup mempertahankan diri dalam ombak.
Semua memandang aku gila. Mungkin aku
harus berhenti berteriak pada laut yang tak pernah salah padaku. Aku dan laut
menjalani sisi kehidupan yang berbeda. Laut menjalani takdirnya dengan
bermuaranya air dari segala penjuru dan jenis yang berbeda. Dan hatiku, tempat
bermuaranya segala kekalutan dan penyesalan masa lalu.
Komentar
Posting Komentar