Nyanyian Sendu Yuke
Tangisannya mulai meledak
tanpa disadari. Yuke dari tadi menikmati acara tangis-tangisan sendirian
didalam kamar. Apa penyebabnya ?
“Hu..hu..hu.. sebel..
sebel.. hu..hu..huuuuu”. Ngapain sih aku harus nangis hanya karena aku gak
dapat apa yang aku inginkan. Teriaknya dalam hati. Yuke masih menyadari
kesia-siaan air matanya, buktinya Yuke menyesal mengapa ia harus menangis. Tapi
itu hanya sebentar, iblis datang lagi menyerang hati Yuke untuk mengamuk dan
Yuke mulai lagi uring-uringan gak jelas.
“ Mengapa sih aku gak
pernah bisa memiliki apa yang aku inginkan, aku juga ingin seperti orang lain
yang mempunyai apa yang diinginkan, mengapa aku gak boleh punya apa-apa ? “
teriak Yuke dengan suara keras dengan harapan orang-orang dirumahnya akan
mendengar teriakan gila tersebut. Tapi sial bagi Yuke, teriakan itu malah
membuatnya makin kena damprat dari kakaknya cowok, Reji.
“ Heh, lu udah gila ya.
Gak ada hujan gak ada badai main tereak-tereak aja tanpa sebab. Mendingan lo ke RSJ aja, disana lo
bisa berbuat apa yang lo suka gak ada yang ngelarang kegilaan lo “. Bentak
Reji.
“ Ini rumahku dan aku
bebas berbuat sesuka aku. Apa sih peduli kamu terhadap adikmu sendiri ?
bukankah selama ini kamu gak pernah pun peduli padaku “ Balas Yuke tak mau
kalah dengan kakaknya.
“ Rumah itu adalah tempat
istirahat dan ketenangan bagi penghuninya, jangan rumah lo jadikan neraka
dengan ulah lo yang gak jelas “. Reji mulai sewot dengan ulah adiknya.
Dhhuuaaarr.. bruuuukkkkkk.
Yuke membanting pintu
kamarnya dengan keras. Didepan pintu kamar yang sudah tertutup Reji hanya
mengeleng kepala melihat tingkah adiknya yang tergolong keras kepala dan
sedikit sulit diatur. Apa sih maunya anak itu? Ulahnya jelas saja menganggu
ketenangan rumah. Desah Reji dan berlalu pergi dari tempat itu.
Sementara itu, Yuke makin
bertambah kecewa dengan keluarganya yang tidak mau ambil pusing dengan
amukannya. Kenapa ayah ibu tidak pernah merespon tingkahnya yang seperti ini,
malah mereka cuek saja mendengar ocehan Yuke. “Hanya gerimis kecil dari mulut
boneka kecil”. Begitu kata mereka .
Lama kelamaan Yuke bosan
juga bertindak bodoh seperti tadi. Sekarang apa yang harus aku lakukan ? apa sebaiknya aku minggat saja dari rumah
biar mereka tau kalau aku bisa bertindak lebih dari adegan tadi dan aku sekarang
bukan lagi sebuah boneka kecil yang akan diam dari tangisan hanya dengan
dicup-cup sayang. bisik hatinya. Nasib malang bagi Yuke, sehebat apapun iblis
memberi ide buruknya namun sifat asli Yuke sebagai seorang pengecut tetap
muncul. Keberanianya untuk minggat masih dipertanyakan, Yuke jadi ragu-ragu
dengan keputusan untuk minggat. Aku akan pergi ke mana ? kerumah bibi, itu sama
saja menyerahkan diri secara tidak langsung, ayah ibu dan Reji pasti dengan
gampang menemukan aku. Nginap di hotel untuk beberapa hari ? dengan uang
sedikit aku bisa menyewa kamar hotel beberapa hari tapi aku harus menahan untuk
tidak makan apapun - hal ini adalah hal
yang paling menyakitkan buat Yuke, bagi Yuke 3 x + = kenyang, sanggupkah
baginya untuk 3 x - = lapar ? -. Apakah aku harus tinggal di emperan toko atau
dibawah jembatan seperti anak-anak jalanan ? tentu saja itu tidak menyenangkan.
Kejahatan diluar sana sangat banyak sedangkan Yuke sangat ngeri membayangkan
hal itu. Apakah aku minggat saja ke rumahnya Arumi ? disana pasti sangat
menyenangkan, tapi, Arumi itu mulutnya kayak ember, gak bisa jaga rahasia
sedikitpun dan dia pasti memberitahu keberadaannya pada ayah ibu atau pada
Reji.
Minggat ke tetangga
sebelah, hayoo bagaimana Yuke ? he..he..hee… bukankah tetangga sebelah anaknya
cowok semua. Gak mau ah ntar dikira orang kumpul kebo lagi. Atau ke rumah Reiki
aja ya, tetangga depan rumah Yuke. Reiki, sang uke kita yang centil. Reiki
tampan yang sekarang berwajah beautiful Man dan mempesona. Reiki yang dulu hoby
balapan dan berantem sekarang berubah menjadi cowok yang lembut dan suka
dandan. Reiki yang dulu paling cuek pada penampilan tapi tetap tampan, pernah
kecebur dalam got gara-gara lari dari kejaran fans girlsnya yang selalu
bertingkah gila bahkan Yuke sendiri pernah berhayal jadi pacar Reiki, sekarang
berubah 100 % menjadi Reiki yang sangat perhatian pada kemolekkan tubuh dan tak
pernah absen ke salon. Reiki yang dulu seorang cowok tulen sekarang sangat
sensitive bila hatinya disakiti. Yuke pernah marahan sama Reiki, gara –gara
rebutan cowok yang ngekos diujung kompleks perumahan mereka tinggal. Cowok
tampan yang macho dan cool. Dan lagi, cowok itu baik dan perhatian banget pada
mereka berdua. Sayang, dewi fortuna tidak memihak Yuke. Cowok itu malah memilih
Reiki untuk jadi pacarnya. Kemenangan memihak Reiki yang centil. Keduanya
sama-sama udah jadi gila. Yang satu cowok tampan berubah gender jadi cewek,
yang satunya lagi ya jeruk makan jeruk gitu lah. Tak lama setelah mereka
jadian, datanglah Reiki ke rumah Yuke sambil nangis-nangis. ketahuan belangnya
tuh cowok ternyata buronan polisi. Mengapa dia memilih Reiki? Karena Reiki rela
memberikan uang tabungannya untuk cowok itu dan seluruh aksesoris pribadi,
Reiki jual dan uangnya dia berikan pada cowok bangsat itu. Alhasil, Yuke pun
tertawa diatas tangisan penderitaan Reiki.
Rasa letih dan pusing
memikirkan tempat minggat, Yuke pun merebahkan tubuhnya di atas spring bed yang
empuk. Matanya menatap ke langit-langit kamar dengan harapan dapat ide.
*****************************
Bergegas Yuke mengambil
koper dari atas lemari dan diambilnya baju-baju untuk diisi dalam koper. Yuke
memantapkan keinginannya untuk segera pergi. Mumpung dirumah lagi gak ada
seorang pun, pasti gak akan ada orang yang melarang dia untuk pergi. Yuke pergi
tanpa pamit ataupun pesan. Ayah ibu, Reji, terima kasih untuk semuanya.
Maafkanlah aku. Selamat tinggal.
Ayah ibu………….
Mengapa kalian tidak
menyayangi aku dan kalian lebih menyayangi Reji, padahal aku juga anakmu.
Mengapa kalian selalu mengabulkan apapun yang Reji minta dan kalian mengabaikan
apa yang aku minta. Bagi kalian Reji adalah segalanya, penerus klan keluarga,
pewaris tunggal warisan keluarga, tapi aku, apa artinya aku bagi kalian……
Reji………
Sebagai seorang kakak,
betapa teganya kamu melihat adikmu sendiri pulang sekolah berjalan kaki
sedangkan kamu malah lebih memilih membonceng pacar barumu dengan sepeda motor
saat pulang kuliah. Kamu selalu mendapatkan apa yang kamu inginkan dari ayah
atau pemberian ibu dengan mudah tanpa pernah memikirkan bagaimana nasib adikmu
ini. Aku sangat merindukan tanganmu itu mengusap kepalaku sebagai bukti kalau
kamu sangat menyayangi adikmu ini. Aku berharap, aku selalu bisa dekat denganmu
untuk berbagi cerita atau tertawa karena aku selalu kesepian tanpa teman. Tapi
itu semua gak pernah aku dapatkan darimu Reji.
Diujung jalan kompleks
perumahan, Yuke berdiri menunggu taksi lewat. Tak berapa lama sebuah taksi
lewat dan Yuke pun tak terlihat lagi. Taksi itu melaju sangat cepat tak
terkendali. Naas, taksi itu remnya tidak berfungsi dengan baik. Jalan yang
licin dan ramai membuat sopir taksi makin gugup mengendarai mobilnya. Yuke yang
duduk dibelakang sopir menjadi ketakutan. Mungkin ini teguran dari Tuhan karena
aku sudah durhaka pada ayah ibu, aku pergi tanpa pamit pada mereka, mungkin
saja mereka sekarang lagi cemas atas kepergianku ini. Perasaan Yuke makin
berkecamuk tak tentu. Perasaan berdosa menyerangnya.
Aaauuuuooooo, ya Allah
tolonglah aku…….
Bbbrruukkkkk…ddddrrrr..cccccciiiieeetttttt.
Taksi itupun jatuh kedalam jurang. Yuke kesakitan karena tubuhnya mengenai
benda keras. Kepala sangat sakit. Perutnya berbunyi. Krriiiuuuukk… krriiuukk….
Krruuukkk…. Kok aneh banget ya, Mungkin cacing didalam perutnya ikutan terjepit
juga.
nnggggkkk… hhhaahh.
Sedikit demi sedikit Yuke membuka matanya, kepalanya masih terasa sangat sakit.
Seluruh tubuhnya sangat lemah dan tak sanggup untuk digerakkan. Yuke masih
ingin hidup. Yuke memaksa dirinya untuk tetap kuat dan bangun dari tempat itu.
************************************
Hhhaaahhhh, mata Yuke
melotot tak percaya terhadap apa yang dilihatnya. Yuke masih bingung dengan
kejadian tadi. Ternyata Yuke bermimpi dan jatuh ke lantai. Benar, itu hanya
mimpi. Kkrruukk…. Krruuukkk… perut Yuke tak mau lagi kompromi. Yuke pun sadar,
dari tadi dia belum makan apapun. Rasa lapar menyerangnya dan tak sanggup lagi
untuk ditahan.
Yuke bergegas bangun dan
keluar kamar menuju dapur. Dibukanya kulkas, woouuw, hari ini sangat banyak
sesuatu yang bisa dimakan. Kemudian Yuke membuka lemari tempat menyimpan
makanan, wouuw..wouuw.. disini juga masih banyak makanan yang harus aku
habiskan. Mubazirkan kalau makanan tidak dimakan ditambah lagi emang Yuke hobi
makan.
Tanpa dosa dan tanda
Tanya, Yuke pun melahap dengan rakusnya makanan yang ada dihadapannya. Jarang-jarang
ada kayak gini.
“ Yukeeeeeeeeee, apa yang
kamu lakukan itu, hahh. Makanan itu ibu sediakan untuk acara keluarga nanti
malam. Mengapa kamu habiskan ? “ terdengar suara marah ibunya yang muncul
tiba-tiba membuat Yuke serasa melayang diudara alias terkejut.
“ Kamu harus mengganti
semua makanan yang sudah kamu habiskan itu. Ibu tidak mau tau bagaimanapun
caranya, pokoknya semua harus beres sebelum makan malam. Awass kamu ya “. Ancam
ibunya.
Huuukkss…. Huukk….huuukk …
Yuke mulai nangis lagi. Seandainya mimpi tadi jadi nyata, mungkin lebih baik
dari pada kayak gini……………
Ooo sekian ooO
Komentar
Posting Komentar